Kamis, 13 Februari 2014

ada yang ingin Tuhan sampaikan (lagi)

Sebagian besar orang pasti pernah merasakan rasanya ketika kita selalu di hadapkan dengan masalah yang berbeda namun intinya sama. Dan ga jarang hal itu terjadi berkali-kali bahkan secara continue terjadi. Setelah masalah satu selesai dengan konklusi A,dateng lagi masalah dua dan harus berakhir dengan konklusi A.

Cuma mau sharing pengalaman dan semoga bisa di ambil hikmahnya. Dalam 2 tahun terakhir saya mengalami  hal yang sama dengan cerita berbeda. Saya ga akan bilang tentang apa, tapi ini benar-benar terjadi dan membuat saya dihantui banyak ketakutan.

Ditinggalkan! Itu kata-kata yang tepat buat cerita ini. Silahkan mencari arti kata ‘ ditinggalkan’ sesuai dengan cerita hidup masing-masing. Mau dengan masalah keluarga, pertemanan, atau percintaan. Silahkan bebas berekspektasi sesuai selera masing-masing.

Saya berkali-kali ditinggalkan dengan alasan yang beragam. tidak ada seorang pun di dunia ini sudah mempersiapkan diri nya untuk ditinggalkan. Dan tidak seorang pun tau dengan cara apa dan dalam keadaan seperti apa kita ditinggalkan. Di perjalanan menuju konklusi (konklusi disini adalah 'ditinggalkan‘) , ada yang dilupakan seperti momen, proses, janji, atau bahkan komitmen. Semua bisa dilupakan dengan alasan yang  ‘sepertinya‘ masuk akal untuk pikiran manusia. Masuk akal untuk lupa,masuk akal untuk tidak mengingat,masuk akal untuk dijadikan alasan agar sebuah pernyataan bisa diterima.

Mengingat hal-hal itu, saya ingat teman saya bilang, “yas, kayanya hidup lu emang didesain kaya labirin. Dimana lu mulai masuk ke situ,terus lu cari jalannya,terus jalannya buntu, lu cari lagi jalan lain, trus buntu lagi,lu masih tetep cari jalan lain,dan lu ga bisa balik lagi ke tempat lu mulai karena lu tau lu bakal nemuin jalan buntu yang pernah lu lewatin dan lu ga mau lewatin itu semua lagi. Satu-satu nya cara lu seleseiin permainan lu sampei lu nemuin jalan keluarnya. Tapi lu harus inget kalo di depan sana lu bakal nemuin banyak banget jalan buntu. Artinya lu harus siap dengan kemungkinan yang sama "

Dari omongan teman saya itu, saya mengambil kesimpulan si jalan buntu ini adalah sebuah jalan yang punya arti atau bahkan jawaban buat langkah hidup saya di jalan selanjutnya sebelum nemuin jalan buntu lagi. Istilah ‘ everything happens for a reason’ pas untuk cerita ini. Tuhan punya maksud ketika saya berada di jalan itu dan menemukan jalan buntu. Pasti Tuhan sedang memberitahukan sesuatu buat saya yang pastinya berguna untuk saya di kemudian hari

Pasti ketika kita berada di jalan buntu itu, kita akan diikuti dengan berbagai macam rasa. Marah, kesal, kecewa, takut, sedih, bingung, dan bahasa semacamnya yang bisa mewakili rasa pada saat itu. Nah, di rasa-rasa itu akan ada satu yang muncul lebih besar. Apalagi kejadiannya berulang kali.

Sekali lagi, kita harus terus-terus ingat kalo Tuhan sedang memberitahukan sesuatu untuk kita, karena kita manusia yang diberi akal pikiran untu berpikir. Berpikir ini yang membedakan manusia dengan orang. Manusia itu makhluk hidup dengan segala karunia yang diberikan Tuhan, sedangkan orang adalah manusia yang menggunakan dan memanfaatkan karunia Tuhan yang telah diberikan. Itu Cuma pendapat saya :p . jadi, karena kita adalah orang, maka kita harus pikirkan apa maksud Tuhan dengan semua misteri yang Dia berikan kepada kita. Dengan jalan berliku-liku, dengan terjal, dengan kebuntuan.

Dengan saya yang selalu ditinggalkan, artinya Tuhan sedang mempersiapkan saya untuk sesuatu yang baik di depan sana. Tuhan sedang menguatkan saya untuk sesuatu yang lebih baik. Karena saya percaya Tuhan saya, Allah SWT Maha Baik. Dan saya ingin berterima kasih kepada orang-orang yang dengan sengaja ataupun yang tidak sengaja meninggalkan saya, karena kalian, saya semakin melihat kekuasaan Allah SWT.terima kasih :)



p.s : ini kata-kata yang pernah dikasih sama seorang temen. Dia bilang : hal ternista di dunia ini adalah menyakiti perasaan orang lain. Jadi sebisa mungkin kita hidup tanpa menyakiti. :)